PENGARUH
PENDIDIKAN
AQIDAH AKHLAK
TERHADAP TINGKAH LAKU SISWA
TERHADAP TINGKAH LAKU SISWA
Pelarian batin ini terkadang akan mengarah ke perbuatan negatif dan merusak, seperti kasus narkoba, tawuran antar pelajar, maupun tindak kriminal merupakan bagian dari kegagalan para remaja dalam menemukan jalan hidup yang dapat menentramkan gejolak batinnya. Sehingga jika tingkah laku yang diperlihatkan sesuai dengan norma yang berlaku, maka tingkah laku tersebut dinilai baik dan diterima. Sebaliknya, jika tingkah laku tersebut tidak sesuai atau bertentangan dengan norma yang berlaku, maka tingkah laku dinilai buruk dan ditolak.
Akibatnya peranan serta efektivitas pendidikan aqidah akhlak di MTs sebagai
landasan bagi pengembangan spiritual terhadap kesejahteraan masyarakat
dipertanyakan. Dengan demikian jika pendidikan aqidah akhlak yang dijadikan
landasan pengembangan nilai spiritual dilakukan dengan baik, maka kehidupan
masyarakat akan lebih baik.
Juga sebagaimana diketahui, bahwa
inti ajaran Islam meliputi: masalah keimanan (akidah), masalah keislaman
(syari’ah), dan masalah ikhsan (akhlak).
Kemudian ruang lingkup akhlak
meliputi tiga bidang yaitu akhlak kepada Allah, akhlak kepada sesama manusia,
dan akhlak terhadap alam lingkungan. Dengan demikian, akhlak mencakup jasmani
dan rohani, lahir dan batin, dunia dan akhirat, bersifat universal, berlaku
sepanjang zaman dan mencakup hubungan dengan Allah, manusia dan alam
lingkungan.
Disamping itu, pada hakekatnya
pendidikan merupakan kebutuhan yang utama bagi manusia, yang dimulai sejak
manusia lahir sampai meninggal dunia, bahkan manusia tidak akan menjadi manusia
yang berkepribadian utama tanpa melalui pendidikan.
Begitu pula dengan pendidikan
aqidah akhlak di Madrasah Tsanawiyah memang bukan satu-satunya faktor yang
menentukan dalam pembentukan tingkah laku siswa. Apalagi dalam pelaksanaan
pendidikan aqidah akhlak tersebut masih terdapat kelamahan-kelamahan yang
mendorong dilakukannya penyempurnaan terus-menerus. Kelemahan tersebut terdapat
pada materi pendidikan aqidah akhlak yang lebih terfokus pada pengayaan
pengetahuan (kognitif) dan minim dalam pembentukan sikap (afektif) serta
pembiasaan (psikomotorik). Kendala lainnya adalah kurangnya keikutsertaan guru
mata pelajaran lain dalam memberi motivasi kepada peserta didik untuk
mempraktekan nilai-nilai keyakinan tauhid dan akhlakul karimah dalam kehidupan
sehari-hari. Lalu lemahnya sumber daya guru dalam pengembangan pendekatan dan
metode yang lebih variatif, minimnya berbagai sarana pelatihan dan pembangunan,
serta rendahnya peran serta orang tua siswa.
Oleh karena itu, agar pelaksanaan
pendidikan aqidah akhlak dapat diwujudkan secara optimal, maka perlu
memperhatikan faktor-faktor penyebab dari pada tingkah laku. Faktor-faktor
tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Struktur sosio-kultural, yaitu
pola tingkah laku ideal yang diharapkan.
2. Faktor situasi, yaitu semua
kondisi fisik dan sosial ditempat berada dan diterapkannya suatu sistem sosial.
3. Faktor kepribadian, yaitu
semua faktor psikologis dan biologis yang mempengaruhi tingkah laku para pelaku
secara perseorangan.
Dengan pendidikan aqidah akhlak
diharapkan dapat menumbuhkan dan meningkatkan keimanan siswa yang diwujudkan
dalam tingkah laku terpuji. Karena tingkah laku ditentukan oleh keseluruhan
pengalaman yang didasari oleh pribadi seseorang. Kesadaran merupakan sebab dari
tingkah laku. Artinya, bahwa apa yang dipikir dan dirasakan oleh individu itu
menentukan apa yang akan dikerjakan. Adanya nilai yang dominan mewarnai seluruh
kepribadian seseorang dan ikut serta menentukan tingkah lakunya.[6] Dengan
demikian dapat disadari betapa pentingnya peranan pendidikan aqidah akhlak
dalam membentuk tingkah laku siswa seutuhnya.
Maka dari itu, Pendidikan aqidah
akhlak mempunyai arti dan peranan penting dalam membentuk tingkah laku siswa
seutuhnya. Sebab dengan pendidikan aqidah akhlak ini siswa tidak diarahkan
kepada pencapaian kebahagiaan hidup di dunia saja, tetapi juga untuk
kebahagiaan hidup di akhirat. Dengan pendidikan aqidah akhlak siswa diarahkan
mencapai keseimbangan antara kemajuan lahiriah dan batiniah, keselarasan
hubungan antara manusia dalam lingkup sosial masyarakat dan lingkungannya juga
hubungan manusia dengan Tuhannya. Dan dengan pendidikan aqidah akhlak pula
siswa akan memiliki derajat yang tinggi yang melebihi makhluk lainnya.
Pada akhirnya dapat dikatakan
bahwa pelaksanaan pendidikan aqidah akhlak dapat dipandang sebagai suatu wadah
untuk membina dan membentuk tingkah laku siswa dalam mengembangkan pengetahuan
(kognitif), sikap (afektif) serta pembiasaan (psikomotorik).
Oleh sebab itu pendidikan aqidah
akhlak bertujuan untuk menumbuhkan pola tingkah laku siswa yang bulat melalui
latihan kejiwaan, kecerdasan, penalaran, perasaan dan indera. Pendidikan aqidah
akhlak dengan tujuan semacam itu harus melayani pertumbuhan siswa dalam segala
aspeknya, baik aspek spiritual, intelektual, imajinasi, jasmaniah, ilmiah
maupun bahasa. Pendidikan aqidah akhlak harus mendorong semua aspek tersebut ke
arah keutamaan serta pencapaian kesempurnaan hidup berdasarkan nilai-nilai
Islam.
LUAR BIASA MAS ABDUL
BalasHapus